Cara Mendidik Anak menurut sahabat ali bin abi thalib yang harus anda ketahui
Sahabat madrasah - Ajaran Islam mempunyai konsep yang khas dalam mendidik anak sejak usia 1 tahun sampai 21 tahun. Adalah Ali Bin Abi Thalib RA, khalifah ke-4 umat Islam yang terkenal dengan kepintaran, kejujuran dan juga kesetiaannya terhadap Rasulullah SAW, yang menuliskan tentang konsep pengasuhan anak.
Menurut Ali bin Abi Thalib Ra, seperti dikutip dari situs dakwatuna.com., ada tiga pengelompokkan dalam cara memperlakukan anak, yakni:
1. Kelompok 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun), perlakukan anak sebagai raja.
2. Kelompok 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun), perlakukan anak sebagai tawanan.
3. Kelompok 7 tahun ketiga (usia 15-21 tahun), perlakukan anak sebagai sahabat.
ANAK SEBAGAI RAJA (Usia 0-7 tahun)
Melayani anak di bawah usia 7 tahun dengan sepenuh hati dan tulus adalah hal terbaik. Banyak hal kecil yang setiap hari kita lakukan ternyata akan berdampak sangat baik bagi perkembangan prilakunya, misalnya :
Bila kita langsung menjawab dan menghampirinya saat ia memanggil kita, walau kita sedang sibuk, maka kelak ia akan langsung menjawab dan menghampiri ketika kita memanggilnya.Bila kita tanpa bosan mengusap punggungnya hingga ia tidur, maka kelak ia akan memijat atau membelai punggung kita saat kita kelelahan atau sakit.Saat kita berusaha keras menahan emosi di saat ia melakukan kesalahan sebesar apapun, maka dikemudian hari ia akan mampu menahan emosinya ketika adik/ temannya melakukan kesalahan padanya.Ketika kita selalu berusaha sekuat tenaga untuk melayani dan menyenangkan hati anak yang belum berusia tujuh tahun, insya Allah ia akan tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan, perhatian dan bertanggung jawab. Karena jika kita mencintai dan memperlakukannya sebagai raja, maka ia juga akan mencintai dan memperlakukan kita sebagai raja dan ratunya.
ANAK SEBAGAI TAWANAN (usia 8-14 tahun)
Usia 8-14 tahun adalah usia yang tepat bagi seorang anak bagi seorang anak untuk diberikan hak dan kewajiban tertentu. Rasulullah SAW mulai memerintahkan seorang anak untuk sholat wajib mulai usia 7 tahun, dan memperbolehkan orang tuanya memukul anak tersebut (atau menghukum dengan hukuman seperlunya) ketika ia telah berusia 10 tahun, namun meninggalkan sholat. Karena itu, usia 7-14 tahun adalah saat yang tepat dan pas bagi anak-anak kita untuk diperkenalkan dan diajarkan tentang hal-hal yang terkait dengan hukum-hukum agama, baik yang diwajibkan maupun yang dilarang.
Reward dan punishment(hadiah/penghargaan/pujian dan hukuman/teguran) akan sangat pas diberlakukan pada usia ini, karena anak sudah bisa memahami arti dari tanggung jawab dan konsekuensi. Namun demikian, perlakuan pada setiap anak tidak harus sama karena setiap anak itu unik.
ANAK SEBAGAI SAHABAT (usia 15-21 tahun)
Usia 15 tahun adalah usia umum saat anak menginjak akil baligh. Sebagai orang tua, kita sebaiknya memposisikan diri sebagai sahabat dan memberi contoh atau teladan yang baik seperti yang diajarkan oleh Ali bin Abi Thalib Ra.
Berbicara dari hati ke hati
Inilah saat yang tepat untuk berbicara dari hati ke hati dengannya, menjelaskan bahwa ia sudah remaja dan beranjak dewasa. Perlu dijelaskan bahwa selain mengalami perubahan fisik, ia juga akan mengalami perubahan secara mental, spiritual, sosial, budaya dan lingkungan, sehingga sangat mungkin akan ada masalah yang harus dihadapinya.Memberi banyak kebebasan
Setelah memasuki usia akil Baliqh,anak perlu memiliki ruang agar tidak merasa terkekang, namun tetap dalam pengawasan kita. Pengawasan tetap harus dilakukan tanpa bersikap otoriter dan tentu saja diiringi dengan berdo'a untuk kebaikan dan keselamatannya. Dengan demikian anak akan merasa penting, dihormati, dicintai, dihargai dan disayangi. Selanjutnya, Ia akan merasa percaya diri dan mempunyai kepribadian yang kuat untuk selalu cenderung pada kebaikan dan menjauhi perilaku buruk.Memberikan tanggung jawab yang lebih berat.
Waktu usia 15- 21 tahun ini penting untuk diberikan tanggung jawab yang lebih berat dan lebih besar, dengan begini kelak anak-anak kita dapat menjadi pribadi yang cekatan, mandiri, bertanggung jawab dan dapat diandalkan.Membekali anak dengan keahlian hidup
Wallahu a'lam...
Stainless Steel Magnets - titanium arts
BalasHapusIroning the https://septcasino.com/review/merit-casino/ Stainless Steel Magnets (4-Pack). Made in Germany. The Titanium Arts poormansguidetocasinogambling.com Stainless Steel ford fusion titanium Magnets are an 토토사이트 alloy made of steel in stainless steel casinosites.one